“Jangan duduk di depan pintu, nanti susah dapat
jodoh!”
“Jangan berdiri di depan pintu, nanti rezeki jadi
seret!”
Mungkin kalimat itu sudah sangat
sering kita dengar khususnya untuk orang yang masih berstatus lajang. Disini saya
akan membagikan pengetahuan mengenai “apakah benar jika kita duduk di depan
pintu nanti susah cari jodoh?” dan “apa benar jika kita berdiri di depan pintu
rezeki jadi seret?”
Pada umumnya
mitos menceritakan terjadinya alam semesta , dunia dan para makhluk
penghuninya, bentuk topografi, kisah para makhluk supranatural, dan sebagainya.
Mitos dapat timbul sebagai catatan peristiwa sejarah yang terlalu
dilebih-lebihkan, sebagai personifikasi bagi fenomena alam, atau sebagai suatu
penjelasan tentang ritual. Mereka disebarkan untuk menyampaikan pengalaman
religius atau ideal, untuk membentuk model sifat-sifat tertentu, dan sebagai
bahan ajaran dalam suatu komunitas.
Disini ada
mitos tentang Jangan duduk di depan pintu, nanti susah dapat jodoh dan Jangan
berdiri di depan pintu, nanti rezeki jadi seret, itu adalah sebuah ungkapan mitos orang-orang dahulu kepada lajang
yang suka duduk di pintu, menghalangi orang lewat. Banyak orang yang bilang
orang yang duduk di depan pintu jauh jodoh agar orang yang suka di pintu tidak
menghalangi jalan. Sebab selintas, tak ada hubungannya antara duduk atau
berdiri di depan pintu dengan jodoh atau rezeki. Jadi kalimat tersebut mungkin
bisa dibilang mengada-ada. Tapi jika mau berpikir sedikit lebih dalam, mungkin
antara berdiri di depan pintu memiliki kaitan dengan jodoh atau rezeki. Mungkin
kalimat tersebut terlahir dari penglaman hidup yang dilalui oleh para
orang-orang tua di jaman dahulu. Mungkin pada saat itu ada seseorang yang
memiliki kebiasaan duduk atau berdiri di depan pintu yang kemudian kesulitan
dalam mendapatkan jodoh atau seret dalam mencari rezeki. Dari mulut ke mulut,
pengalaman tersebut menyebar lintas orang, kampung, bahkan lintas zaman.
mungkin dengan pemikiran yang masih dangkal, kalimat tersebut ada
benarnya. Namun tidak sepakat jika kalimat tersebut dijadikan sandaran atau
acuan. Ada sebuah kalimat yang jauh lebih tepat untuk dijadikan dasar. Berikut
adalah kalimatnya :
“Barang siapa yang mempermudah kesulitan orang lain, maka Allah ta’ala akan
mempermudah urusannya di dunia dan akhirat.” (HR. Muslim).
Duduk di depan
pintu adalah perbuatan yang bisa menyulitkan orang lain yang akan masuk dan
keluar melalui pintu tersebut. Begitu juga halnya dengan duduk-duduk di anak
tangga di mana tangga tersebut dijadikan tempat lalu-lalang banyak orang. Jika
makna hadits tersebut dilihat dari sisi lain, maka bisa dikatakan jika
seseorang mempersulit orang lain, maka Allah akan mempersulit urusannya di
dunia dan akhirat.
Namanya juga mitos, mau percaya atau tidak, sebenarnya semua itu kembali
kepada diri sendiri. Tetapi, seringkali orang justru terbius kata mitos, dan
menganggapnya sebagai sebuah misteri yang makin lama makin bikin penasaran. Padahal,
jika dipikir dengan logika hal-hal yang disebut mitos itu ada penjelasannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar